Orangnya baik,pintar berbahasa inggris,tapi kadang suka gila juga.
Jadi,hari itu dia tidak masuk.Tidak ada kabar darinya sama sekali.Saat itu kami sedang belajar Fisika.Kami pun tidak sadar kalau murid bernama Yasmine itu tidak masuk.
HP teman saya,Delida berbunyi saat itu juga,dan ternyata ia menerima satu panggilan.
yang terdengar dari mulutnya,ternyata Ibu Yasmine benar meninggal.
Akhirnya saya dan teman-teman akan menjenguk Yasmine ke rumahnya saat pulang sekolah.
karena jumlah kami (yang ingin menjenguk keadaan Yasmine),ada 13,kami mencari angkot yang kosong.
Hampir sejam,ada angkot yang kosong,tapi ada satu penumpang perempuan yang duduk paling pojok.
Jadi kami sepakat untuk menaiki angkot tersebut.
dua orang di depan,dan sisanya di belakang.Kecuali satu,Nenden.Ia duduk di bawah,bukan di kursi.
Jadi jelas,satu penumpang perempuan tadi pasti sangat kesempitan.
Untung satu penumpang tadi turun di Regina Pacis.
Perjalanan ke rumahnya sangat jauh.Rumah Yasmine ada di Dermaga,sedangkan sekolah kami ada di Sempur.
hampir setengah jam,dan saya tidak memikirkan waktu.
Kami turun di Terminal Laladon,lalu naik angkot lain lagi.
Perjalanan itu tidak terlalu jauh.Jadi hanya 5-10 menit kami sudah sampai pada satu gang.
Beberapa dari kami mulai turun satu per satu.
Semuanya masuk ke dalam gang,tapi ada satu anak smp laki-laki yang meneriaki kami,
"Hey,kok gue gak di bayarin?"
Kami berlari dan langsung jalan tanpa menghiraukan suara itu.
Bendera kuning yang tertera pada sudut-sudut jalan jarang si temukan.
Tapi teman kami juga,R Guhti Ayu,memberi tahu alamat rumah Yasmine karena ia pernah ke rumahnya.
Rumahnya tidak terlalu besar,tapi juga tidak terlalu kecil.
Kami melepas sepatu warior kami dan terkesiap saat melihat Yasmine datang.Matanya masih terlihat menangis.
Maka teman-temanku semua bertanya satu per satu.Kecuali saya.
Ada yang memeluk Yasmine,ada yang menangis parah.
Saya hanya menangis sebentar.
Kami di persilakan masuk,tapi hanya beberapa kemudian kami keluar lagi karena ingin berpamitan.
Sekarang hujan dan kami tidak mau mengambil resikonya.
Yasmine sempat tertawa,bahkan tersenyum.
saya senang.
Kami melewati gang yang benar-benar kecil,bahkan mungkin hanya orang-orang kurus sekurus model-model yang dapat memasuki gang tersebut.
Untung saya tidak gendut.
Kami kembali menaiki angkot menuju jalan pulang.
Naik angkot,lalu turun dan naik angkot 03 lagi.
Awalnya saat meilhat supir nya yang ganteng,( maksudnya,mirip orang Jepang!) saya jadi senang,tapi ah bodo amat.
Kami pulang lagi,dan saya turun bersama Nida di sempur.
Dan berjalan ke arah McDonald Lodaya.
dan semua berakhir disini.